Beban Ganda Masalah Penyakit Jantung Katup di Indonesia: Tantangan dan Strategi ke Depan
- Administrator
- Kamis, 15 Agustus 2024 08:05
- 416 Lihat
- Buku Inovasi
Beban Ganda Masalah Penyakit Jantung Katup di Indonesia:
Tantangan dan Strategi ke Depan
Amiliana Mardiani Soesanto
Guru Besar
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Penyakit jantung - dalam hal ini serangan jantung akibat penyakit jantung koroner - masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Berbeda dengan penyakit jantung koroner, penyakit jantung katup belum mendapat perhatian yang cukup. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2018, melaporkan 1.017.290 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung, namun tidak tercantum informasi spesifik mengenai angka kelainan jantung katup di Indonesia.
Penyakit jantung katup adalah gangguan fungsi salah satu atau lebih katup jantung berupa regurgitasi (kebocoran) atau stenosis (penyempitan), atau kombinasi keduanya. Manifestasi klinis tersering adalah gagal jantung yang berakhir dengan disabilitas, penurunan kualitas hidup, sampai kematian dini. Pada prinsipnya tata laksana definitif penyakit ini berupa perbaikan atau penggantian katup melalui pembedahan atau intervensi nonbedah yang berbiaya tinggi dan membebani negara, seperti yang dilaporkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) bahwa pembiayaan kesehatan terbesar tahun 2022 adalah untuk penyakit jantung yakni sebesar Rp12.144 triliun.
Di negara-negara berpenghasilan tinggi, penyebab tersering penyakit jantung katup adalah degeneratif atau penyebab lain yang terkait dengan proses menua. Sementara itu di negara dengan pendapatan lebih rendah, penyebab masih di dominasi oleh penyakit jantung rematik (PJR) pada dewasa muda yang merupakan gejala sisa demam rematik akut (DRA) yang timbul pertama kali pada masa anak-anak atau remaja.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan peningkatan persentase lansia di Indonesia dari 7,57% pada 2012, menjadi 10,82% tahun pada 2022. Dengan bertambahnya jumlah lansia dan meningkatnya usia harapan hidup orang Indonesia, maka penyakit terkait proses menua akan semakin bertambah, termasuk kelainan degeneratif katup jantung.
Registri penyakit jantung katup di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, melaporkan 5482 kasus kelainan katup, dengan 42,6% berupa penyakit jantung rematik (PJR), dan 29,9% akibat degeneratif. Selanjutnya data dari bagian ekokardiografi dalam 4 tahun terakhir, jumlah pasien berusia lebih dari 65 tahun dengan kelainan katup bermakna setiap tahunnya bertambah, menjadi total sebanyak 750 kasus. Sementara itu PJR didominasi oleh pasien dewasa muda (dengan mayoritas perempuan usia reproduksi), dengan konsekuensi berkurangnya jumlah individu produktif dan timbulnya masalah maternal. Mengkaji uraian diatas, kewaspadaan kita semua terhadap penyakit jantung katup, dan mengemukakan bagaimana kami mengambil peran untuk menjawab tantangan beban ganda akibat penyakit jantung katup yang terutama melibatkan dua kelompok usia tersebut.